Kotoran gajah yang dimanfaatkan
sebagai bahan kertas. Kertas hasil dari olahan limbah gajah ini sering disebut
dengan “PooPooPapper”. Bagaimana
ceritanya, berikut.
http://www.riaupos.co/ |
Berdasarkan penelitian tim TSI,
kotoran gajah memiliki kandungan serat yang banyak. Serat dalam kotoran gajah
lebih besar daripada kotoran sapi, kambing, dan hewan pemakan rumput lainnya.
Dari sistem pencernaan gajah ditemukan fakta bahwa 40 persen serat tidak tercerna
dan kemudian terbuang menjadi kotoran.
Dari 45 ekor gajah yang terdapat di
TSI Cisarua, kotoran yang dihasilkan setiap harinya mencapai 2,5 ton. Namun,
setelah diseleksi dan dibersihkan berat untuk bahan kertas yakni 1 kuintal.
Serat
tersebut lalu dikeringkan. Setelah itu direbus dan digiling dengan blender
raksasa, dijadikan bubur kertas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, bahan baku
dari limbah kotoran hewan itu mesti dicampur bubur kertas biasa. Dan menurut
liputan salah satu media kertas yang digunakan merupakan kertas bekas, nice, memanfaatkan kembali limbah kertas
yang ada.
Untuk
membuat kertas yang tebal seperti undangan, komposisi serat dari kotoran gajah
harus lebih banyak. Sebaliknya, untuk pembuatan kertas yang agak halus,
misalnya untuk block note, campuran kertas biasanya agak diperbanyak.
Setelah
diolah menjadi bubur, proses berikutnya adalah pencetakan. Sistem pencetakan
itu mirip sistem sablon. Yaitu, menggunakan cetakan frame dengan ukuran sesuai
kebutuhan.
http://sains.kompas.com/ |
Dalam
simulasi yang dilakukan saat peresmian, 1 kuintal kotoran gajah setelah
diproses hingga menjadi bubur kertas bisa menghasilkan 210 lembar kertas
berukuran 50 x 50 cm. Lembar-lembar kertas basah itu lalu dikeringkan. Apabila
intensitas sinar matahari tinggi maka dalam sehari saja mampu kering (- via
jppn.com).
Wow...
BalasHapusAmazingggg...
Bagus sekali inovasinya nih..
Tapi itu kertasnya dijamin udah gak bau kan yah? hehehe (^^)v
Kayaknya sih udah gak bau. Hehe. Kan juga sudah dijemur..
Hapus